Go-jek atau lebih dikenal dengan Nama gojek rasanya saat ini sudah menjadi pemandangan umum di jalanan ibukota.
Ya, jaket dan helm hijau terang dengan tulisan besar-besar Go-jek membuat layanan ini mudah dikenali.
Go-jek lahir dari ide sang CEO managing Director Nadiem Makarim yang mengaku seorang pengguna Ojek. Ojek yang merupakan kendaraan motor roda dua ini memang transportasi yang sangat efektif untuk mobilitas di kemacetan kota.
Bicara mengenai go-jek, pada hari sabtu pertama kalinya saya naik go-jek karena penasaran saya cabo mengunakan kendaraan yang fenomenal ini.
Waktu pemesanan, saya dibantu oleh teman saya Ema Sumiati. ternyata tukang go-jeknya seorang wanita, saya baru tau dikalangan pengo-jek ada juga perempuan. Sebenarnya waktu itu saya kaget dan ragu apa ia ibu ini mau membonceng saya??? tanya dalam hatiku.
Tapi karena sudah melakuka transaksi mau tidak mau saya harus berangkat. saking tidak percayanya saya, saya bertanya lagi, ibu benar ni mau bonceng saya?? tanya dalam hatiku. Ayo siapa takut katanya
akhirnya kamipun berangkat. Dalam perjalan kami bercengrama/ngomrol dalam perjalanan dan ibu ini menceritakan pengalamannya selama 7 bulan jadi driver go-jek, padahalnya duluh sebelum jadi tukang go-jek pekerjaannya sudah bagus. Tapi karena sebuah aturan kantornya ibu ini di PHK.
akhirnya ia memutuskan jadi driver go-jek dan ternyata pendapatannya lebih menjanjikan.
Tidak terasa kamipun sampai di tempat tujuan. inilah cerita seorag wanita perkasa walaupun panas, macet Dia dengan setia mengantar pelanggan dengan hati-hati.
ibuuu semangat ya ....smile
Tidak ada komentar:
Posting Komentar