PENGALAMAN HIDUP

PENGALAMAN HIDUP

Selasa, 17 November 2015

NASIB JADI RANTAU

 semenjak saya duduk dibangku SMA saya berniat bila suatu nanti saya akan meratau untuk mencari pengalam baru, pada saat itu saya berfikir jadi seorang anak rantau itu pasti indentik dengan dengan hidup susa mencari kerja. yang terbayang dalam benak saya itu mencari pekerjaan itu sangat berat, mencari kesana kemari. saya berfikir betapa kejamnya, tapi belum ada yang bisa menerimanya. saya jadi terharu melihat ayah dan ibu di kampung, kadang saya menangis saat melihat orang tua begitu besarnya perjuangannya semejak saya mulai kecil sampai dewasa hingga saya tamat sekolah, saya belum bisa membahagiakan kedua orang tua saya yang selama ini menjaga saya, mendidik dan mengajarkan yang terbaik dalam hidup saya, rasanya sangat-sangat sedih.

kini saya telah pergi merantau  jauh meninggalkan kedua orang tua, demi menggapai cita-cita yang diinginkan dan mau melanjutkan sekolah jakarta. setelah berpisa dari orang tua rasanya sepi, sunyi. sewaktu tinggal sama orang tua masih bisa minta uang jajan, makan teratur diberi nasehat, kini saya telah tinggal sendirian harus mulai hidup baru lagi di perantau, harus belajar mandiri belajar menghemat, mengartur waktu baik belajar maupun soping.
Terkadang jadi seorang perantau itu tidak menyengkan, makannya biasa 3 kali sehari setelah merantau terkadang hanya makan 1 kali sehari. bahkan tidak makanpun seharianpun harus ditahan, kadang saya ingin menyerah igin meninggalkan kota jakarta dan saya selalu meneteskan air mata saat melihat orang tua doi kampung.
semua itu jadi sebuah tangtanganyang sangat berat dalam hidup saya, harus mempunyai semangat yang tinggi untuk menjalaninya. sejak saya di perantau, saya makin banyak pengalaman, pengetauan dan cara bergaul dengan teman, semua itu jadi motifasi dalam hidup saya. jadi seorang anak perautau itu harus mempunyai perjuangan dan tetap semangat dan tak akan menyerah walau berbagai tantangan yang yang harus dihadapi selama di perantau.
apakah merautau menyaramkan?? Tidak. selama kita menjadi orang baik, maka akan dipertemukan pula dengan orang baik. kita tidak perlu kuatir merasa sendirian, lambat laun kita akan mengenal lebih banyak orang, baik itu tempat kerja maupun lingkungan sekitar.
jika ada orang benar-benar baru merantaudan tidak punya kenalan atau keluarga, maka saya akui dia adalah perantau sejati. perantau sejatih adalah orang yang benar-benar yang ambil resiko yang besar walaupun tampa kepastian. orang seperti ini menurutku punya peluang lebih besar menjadi sukses karena tentu pengorbanannya tidak akan sia-sia.
Di rantau kita hidup jauh dari keluarga, ini membuat kita menjadi diri sendiri alias mandiri. kesehatan urus sendiri, urus makan sendiri dan melakukan semuanya sendiri. kalau kita tinggal dengan oarng tua yang ada mala kita malas-malasan. pasti ada prang tua atau saudara ambil alih kalau kita sedang sibuk atau malas. Dirantau kita pasti bertemu sesama perantau yang senasip. di rantau hanya sedikit yang mengenal kita, jadi kita tidak terlalu malu untuk bekerja dari level atau yang lain. sementara kalu dirumah orang tua terlalu banyak cerita tentang orang-orang, sehingga kita merasa malu untuk menjadi bahan pembicaraan tetagga. sekali lagi peluang orang sukses di rantau lebih bessar dibandingkan di daerah sendiri. yakni dalam hal kemauan yang lebih besar.
saya mengakui setiap perantau memiliki motivasi yang patut diacungi  jempol, siperantau bakal malu kalau pulang tidak membawa hasil. jadi pekerjaan apapun saya kalani selama itu baik dan tidak melanggar hukum.
serakanlah kepada sang pencipta untuk melapangkan segala usaha agar kita tetap menjadi oarng yang bermanfaat bagi oarng lain,.


terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar