PENGALAMAN HIDUP

PENGALAMAN HIDUP

Senin, 08 Februari 2016

Di Balik Tradisi Amplop Merah

"Sudah dapat angpau, belum?" Pertanyaan itu kerap terdengar saat imlek atau tahun baru tionghoa. Seiring perjalanan waktu, makna ampau pun bergeser. Pemberianya di generalisasi dengan amplop berisi uang. Padahal, angpau mempunyai makna atau nilai-nilai tionghoa yang luhur.


           Pemberian angpau kepada gerasi muda, baik anak-anak maupun anak muda yang belum menikah, menjadi tradisi dalam budaya masyrakat tionghoa. maknanya, para penerima bisa mendapatkan keberuntungan dan nasip baik di tahun yang baru.

         Ang merah dan pau berarti amplop. Merah menjadi warna kesenangan masyarakat Tionggoan. Ini melambangkan kebahagiaan, kesenangan, keberuntungan, hoki dan semangat. Jadi tradisi pemberian angpau ini juga tidak selalu dilakukan saat imlek saja.

           Pemberian angpau saat imlek dengan cara lain dianggap lebih tinggi dari derma. Angpau bisa diberikan kepada keluarga atau sesama etnis tionghoa, tetapi juga bisa diberikan warga bukan tionghoa. Sebab, dianggap sebuah penghargaan terhadap seseorang. Bentuk penghargaan itu sebernarnya bisa di lihat dari hurup kanji pada amplop. biasanya tulisan itu punya pesan terhadap harapan kesejahteraan.

          Nilai uang dalam angpau pun diharapkan tidak mengandung angka 4 yang dibaca "si" memiliki arti "mati". Berbeda dengan angka 8. Angka ini dianggap sebagai simbol keberuntungan. Oleh karena itu, jumlah uang dalam amplop itu sering mengandung angka 8.
Namun, ini tidak terlalu di wajibkan. Sebab, pemberian angpau saat imlek juga tidak boleh di jadikan beban atau kewajiban. Orang yang boleh memberi hanya yang sudah memiliki kelebihan rejeki. Itulah sebabnya angpau biasa diberi kepada anak kecil oleh yang sudah bekerja.

        Pemberian angpau sebenarnya punya tata cara. Ini Mungkin kerap di lupakan oleh seseorang keturunan Tionghoa saat ini. Jadi, sesuai tradisi, seusai bersembanyang di wihara, semua keluarga berkumpul di rumah keluarga yang di tuakan, baik orang tua maupun kakek-nenek. Semuanya duduk bersama mengelilingi yang dituakan. Nah, momen itu, orang yang dituakan memberikan angpau kepada anggota keluarga yang layak menerima. Pemberian ini dilakukan seraya mengucapkan Selamat tahun baru atau imlek.

Jadi angpau tidak lah sekedar tradisi Pemberian uang kepada anak-anak. Bahkan tidak boleh disamakan dengan memberikan uang dengan amplop putih sebab amplop putih diberikan pada saat dukacita. Warga Tionggoan putih menandakan berkabung.



GONG XI FAT CAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar